Salam Redaksi

Puji syukur alhamdulilah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karuniaNya kepada kita semua sehingga untuk pertama kali OSIS SMA N I Wiradesa dapat menerbitkan majalah sekolah yang diberi nama “HIGH”
HIGH muncul atas dasar sebuah harapan besar akan tingginya cita-cita siswa-siswi SMA N I Wiradesa. Nama yang sebenarnya juga diambil dari kata honest, interesting, good dan hits ini diharapkan mampu menjadi wadah kreatifitas siswa, berbagi informasi, maupun wadah guna menampug ide dan pendapat dari, oleh, dan untuk semua warga SMA Negeri I Wiradesa khususnya para siswa.
Kami menyadari bahwa penerbitan perdana majalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami dan segenap Redaktur Majalah HIGH mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Demi keberhasilan majalah ini, kami mengharap adanya kritik serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak sehingga kedepan kami dapat menyajikan HIGH dengan lebih baik lagi.
Akhir kata, kami sampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berperan dalam penerbitan majalah ini. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua, seluruh warga SMA I Wiradesa. Amin.

Minggu, 12 Februari 2012

Cover edisi Maret 2012


Bhs Inggris:Expresion of request ( Making a request and its response )

a. Polite request with ‘I’ as the subject
-  May I ( please ) borrow your book ?
-  Could I borrow your book ?
-  Can I borrow your book ?
-  Might I borrow your book ?

b. Polite request with ‘you’ as the subject
-    Will you open the door ?
-    Would you open the door ?
-    Could you open the door ?
-    Can you open the door ?

c. Polite request with ‘would you mind’
-    Would you mind if I closed the door?
-    Would you mind closing the door?

  • Selain menggunakan modal aux. Kita juga bisa menggunakan would you mind if / would you mind.
  • Untuk meminta ijin untuk melakukan sesuatu, kita menggunakan would you mind if diikuti simple past ( Subject – Verb bentuk II )
  • Untuk meminta seseorang melakukan sesuatu, kita menggunakan would you mind diikuti gerund ( Verb – ing )

d. Typical responses
( + ) certainly, yes certainly, of course, sure, yes I would be happy to, no not at all, no of course not, no I’d be happy to
( - ) sorry, I’m afraid I can’t, no, never, no you can not


komik : Pedang serbaguna

Design by    : Ewibi XI

Jenis Cerita  : Kolosal Jepang
Judul            : Pedang serbaguna
file                : JPG


humor : ketawa aja meski gak lucu

Cara menghadapi pasangan yang gaptek:
1.    Dekati dan beri senyuman
2.    Pandang matanya dengan penuh kasih
3.    Dekatkan mulutmu ke telinganya
4.     Bisikkan dengan penuh perasaan: "NDESOOOO..."

Ujian Susulan 4 Mahasiswa
Ada 4 orang mahasiswa yang kebetulan telat ikut ujian semester karena bangun kesiangan.
Mereka lantas menyusun strategi untuk kompak kasih alasan yang sama agar dosen mereka berbaik hati memberi ujian susulan.
Mahasiswa A: pak, maaf kami telat ikut ujian semester
mahasiswa B: iya pak. Kami berempat naik angkot yg sama dan ban angkotnya meletus.
Mahasiswa C: iya kami kasihan sama supirnya. Jadinya kami bantu dia pasang ban baru.
mahasiswa D: oleh karena itu kami mohon kebaikan hati bapak untuk kami mengikuti ujian susulan.
Sang dosen berpikir sejenak dan akhirnya memperbolehkan mereka ikut ujian susulan.
Keesokan hari ujian susulan dilaksanakan, tapi keempat mahasiswa diminta mengerjakan ujian di 4ruangan yg berbeda. “Ah, mungkin biar tidak menyontek,” pikir para mahasiswa. Ternyata ujiannya cuma ada 2 soal. Dengan ketentuan mereka baru diperbolehkan melihat dan mengerjakan soal kedua setelah selesai mengerjakan soal pertama.
Soal pertama sangat mudah dengan bobot nilai 10. Keempat mahasiswa mengerjakan dengan senyum senyum.
Giliran membaca soal kedua dengan bobot nilai 90. Keringat dingin pun mulai bercucuran.
Di soal kedua tertulis:   “Kemarin, ban angkot sebelah mana yang meletus?”

sumber : http://ketawa.com

Sayonara : Kesan siswa

Hilda Bararoh XII IPS 5
Kesan        : SMA menjadi awal dimulainya sedikit mengerti arti tentang kehidupan,
                   persahabatan, ketulusan, dan cinta. Fase hidup yang tak terlupakan.
Pesan        : Bermimpilah karena segala sesuatu berawal dari mimpi. Bermimpilah
                   karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.
Harapan    : Semoga Spatra semakin jaya dengan menghasilkan SDM yang bermutu.

M. Yunus XII IPS 4
Kesan        : Banyak hal baru yang saya peroleh selama belajar di SMA.
Pesan        : Kepada adik-adik kelasku, berbaktilah dan lebih sopanlah kepada
                   para guru. Dan kepada bapak beserta ibu guru, mohon untuk lebih
                   serius dalam mengajar serta menerapkan kedisiplinan siswa.
Harapan    : Yang pasti paling pertama dan utama, anak-anak Spatra harus
                    lulus 100%.

Abidatul Latifah XII IPA 5
Kesan        : “BANYAK”, ya banyak karena disini kami mendapat hal-hal baru,
                     pelajaran, ilmu, dan disini kami mendapat keluarga baru, kenangan
                     bersama teman, sahabat, bapak/ibu guru akan kami kenang dibingkai
                     “KISAH SMA”.
Pesan        :  Jika ada hal yang membuat kita menangis ingat dan yakinlah ada hal yang
                    bias membuat kita lebih bahagia jadi syukurlah apa yang ada.
Harapan    :  Pasti kami memohon doa restu semoga kami lulus 100% dan setelah itu
                    kami dapat melanjutkan study maupun mendapat pekerjaan.

Reyza Prasetyo XII IPA 5
Kesan       : Masa suka dan duka yang akan segera terbungkus rapi dihati
Pesan        : Buat adik-adik kelas tolong ingat pesan kakak, “Tekuni, jangan
                   pernah mengeluh dan syukuri apa yang ada hingga kamu temukan
                   tujuanmu” “Succes will be raised in your hand”
Harapan    : Kelulusan 100% dengan nilai yang sesuai target/memuaskan dan
                   merupakan nilai yang terbaik menurut Yang Maha Kuasa, serta diterima
                  di Perguruan Tinggi atau dunia kerja yang diimpikan.

Kesan, Pesan, dan Harapan untuk kelas XII Tahun Ajaran 2011/2012

Haiii.. sobat High, nggak terasa kita dah memasuki bulan maret ya. Kalau dihitung-hitung dan diingat-ingat, kakak-kakak kelas kita yang duduk dibangku XII tinggal menghitung hari aja untuk menuju UN. Gimana ya kesiapan mereka? Semoga udah bener-bener siap tanding aja.
Mengingat UN yang ada didepan mata, sama juga mengingat akan sempitnya waktu untuk bersama-sama belajar di SMA I Wiradesa. Demi tergapainya cita-cita, saudara kita yang duduk dikelas XII harus melenggang jauh, menghilang sesaat untuk belajar kejenjang yang lebih tinggi. Nggak ada lagi sebutan siswa maupun siswi tetapi mahasiswa dan mahasiswi. Untuk itulah, High terbitan kali ini menyediakan halaman khusus untuk kelas XII. Isinya mengenai pesan, kesan dan harapan yang ditulis dari perwakilan siswa maupun guru.

Ibu Sri Retno Sukaningsih.
Kesan    :  Kelas XII belajarnya santai kurang serius. Namun demikian
                  ada sebagian kecil sangat serius dalam upaya menghadapi
                  UN dan US.
Pesan    :  Bagi kelas XII seharusnya para siswa lebih giat dan serius lagi
                  belajar untuk menghadapi UN dan US yang akan datang.
Harapan:  Saya sebagai guru berharap agar para siswa sukses dalam
                  UN-US kelak dan lulus 100% serta tercapai yg dicita-citakn.
                  citakan.

Ibu. Dra. Hj. Dyah Pramaningrum
Kesan      : Kedisiplinannya lumayan bagus terutama kehadiran dan
                   kerapian berpakaian. Samangat belajarnya juga lumayan
                   walaupun belum maksimal.
Pesan    :   Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang ada karena
                   kesempatan tidak akan datang dua kali (dalam segala hal).
                   Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
Harapan:  Jadilan anak yang selalu dapat membanggakan dirinya, orang tua, nusa 
                  bangsa, dan agamanya.

Bpk. Drs. Maryanto

Kesan    : Wajah-wajahnya ceria, gerakan-gerakkannya lincah.
                  sayangnya tidak diikuti denngan semangat belajar yang tinggi.
                  sebagian siswa juga masih berpakaian pating klowor tidak
                  rapih.
Pesan     :  Dengan niat ibadah, dengan jiwa optimis, kejarlah cita-cita,
                   harta, dan tahta sebelum titik darah penghabisan.
Harapan :  Menjadi manusia yang memiliki jiwa inisiatif, kreatif, dan
                   inovatif serta mampu membangun pribadi serta ibu pertiwi.



Ibu. Siti Aminah, S. Pd.
Kesan    :  Motivasi belajar sudah ada tetapi kurang semangat untuk
                  mencapai maksimal
Pesan    :  Tingkatkan motivasi dan semangat belajar karena setelah lulus
                  daya saing akan lebih berat dan leih ketat.
Harapan:  Semua siswa lulusan SMA Wiradesa menjadi orang sukses
                  dan jangan lupa dengan almamater

Profile : FUAD ALFAJAR

Anak KIR Yang Punya Cita-cita Mulia

Hay Sobat HIGH, SMA kita tercinta ini sudah banyak mengeluarkan siswa-siswa yang berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik . Salah satunya cowok hitam manis yang lagi duduk di kelas XII IPA 1, siapa dia????   , Yups .., tepat sekali ! siswa tersebut bernama Fuad Alfajar . Bagi sobat HIGH yang mengikuti ekstrakulikuler KIR pasti tidak asing mendengar nama tersebut , karena Fuad, begitu ia akrab disapa adalah mantan ketua KIR tahun 2010/2011. Selain dalam ekstrakulikuler KIR , Fuad juga pernah aktif di berbagai organisasi lain , salah satunya OSIS di sekbid 8 (seni) , Atletik & Seni lukis . Namun ada juga organisasi di luar sekolah yang Ia tekuni yakni IPPNU .
Cowok kelahiran , Pekalongan 2 Oktober 1993 ini dipilih oleh Tim Redaksi sebagai profil siswa berprestasi, karena dilihat sikap & macam-macam prestasi yang pernah ia peroleh, diantaranya Perlombaan KIR tingkat provinsi yang pernah ia jalani . Dengan karya ilmiah yang berjudul “Peluang Pemanfaatan Budidaya Nilam” , Fuad berhasil mendapatkan peringkat 8 ditingkat provinsi.
Awalnya cowok yang mempunyai hobi bereksperimen ini diikut sertakan oleh oleh ibu Sri Trilasmini S.Pd selaku pembina KIR SMA N1 Wiradesa untuk mengikuti acara tersebut. Perasaan minder sempat hinggap di hatinya , apalagi Fuad hanya diberikan rentan waktu kurang dari 1 minggu untuk mempersiapkan segala keperluan lomba mulai dari penelitian sampai menyusun makalah . Dengan semangat & tekad untuk menjadi juara serta bantuan dari bapak dan ibu guru pembimbing & kakak kelas alumni , akhirnya segala perlengkapan untuk lomba bisa selesai tepat waktu .
Berbagai tahap seleksi lomba yang dilaksanakan di Manyaran Semarang akhirnya bisa dilalui oleh cowok alumni SMP N1 Wiradesa ini . Tahap pertama yakni penilaian makalah, pada tahap ini Fuad mendapat kan peringkat 2 dibawah SMAN3 Semarang . Tahap selanjutnya yakni presentasi dari hasil penelitian, pada tahap ini ia menduduki peringkat 8 tingkat Provinsi mengalahkan pesaing dari Kabupaten Pekalongan , yakni SMA N1 Kajen , SMA N1 Kedungwuni & SMA N1 Bojong .
Selain prestasi diatas, Fuad juga pernah memperoleh juara dari berbagai macam kejuaraan lainnya , yakni Kejuaraan cerdas cermat , Kejuaraan POSPEDA (Pekan Olahraga dan seni Pondok Pesantren Daerah) dengan bidang membaca puisi Al- Qur’an , pada waktu itu ia mewakili kontingen Kota Pekalongan saat Fuad mengenyam pendidikan diPonpes Darul Islah ,Panjang ,Pekalongan. Selain itu cowok yang mengaku hobi menggambar ini juga pernahmenjadi juara 1 Lomba Menggambar Logo Konversi gas yang diadakan oleh PT. Pertamina .
Fuad yang sekarang menginjak usia 18 tahun dan suka menyantap Roti & Susu , mengaku sangat terinspirasi dari kakak nya yang menjadi pengajar di SD Sijambe 2 dengan alasan karena ia dan kakak nya telah dekat sedari kecil . Motto hidup Fuad adalah “Memanfaatkan sesuatu agar lebih bermanfaat itu baik , tetapi akan lebih baiknya jika kita menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain” tuturnya saat diwawancarai oleh tim Redaksi di depan ruang 8 . Menjadi guru , membuat sekolah khusus anak-anak serta orang tidak mampu , dan ingin membuka lapangan pekerjaan untuk orang kurang mampu adalah cita-cita yang diimpikan Fuad dari kecil.
Hmm…mengagumkan bukan? Itulah sekelumit profil tentang siswa berprestasi dari SMA N1 Wiradesa , nah bagi para sobat HIGH yang ingin lebih akrab dengan Fuad , silahkan saja berkunjung di kediamannya yakni di Kel. Pekuncen Gg .02 , ataupun bisa berteman lewat akun Facebook pribadinya yaitu Fuad Alfajar.

Profil : Vincent si Pelari kita

Vincent  Yohan Adhika atau yang lebih akrab disapa Vincent Jo ini merupakan salah satu siswa SMA 1 Wiradesa yang berprestasi dan patut dibanggakan. Cowok yang terlahir pada tanggal 15 agustus 1993 dan beragama katholik ini merupakan putra dari salah satu guru senior kita yaitu Bapak Sarino Semiron, BA. Cowok yang selain cakep (katanya mirip orang Korea) #eh ^_^V ini merupakan atlet lari dan sepakbola lho.. ia merintis karirnya sejak duduk dibangku kelas 4 SD tepatnya di SD N 1 Subah lalu meneruskannya di SMP 3 Subah dan sekarang tercatat sebagai penghuni XII IPA 5 di SMA 1 Wiradesa.
    Mantan Kapten sepakbola tim Spatra dan tim POPDA Kabupaten Pekalongan ini punya prestasi yang cukup banyak, antara lain juara 2, 3, 3 lari 10km tingkat Kabupaten dan Propinsi, 4 kali juara lari 1500m tingkat Kabupaten. Bahkan, pernah masuk 5 besar KEJURNAS lari di Jakarta dan berhasil membawa pulang medali perak pada lomba lari estafet tingkat Nasional di Ambon. Lalu, pada bidang sepakbola ia berhasil meraih juara pertama pada kejuaraan nasional (KEJURNAS) dan juara 2 POPNAS di Riau, dan masih banyak lagi piala yang sudah ia sabet baik tingkat Kabupaten maupun Propinsi.
    Cowok yang sekarang masih disibukkan dengan timnya yaitu Persibat (Batang) ini pun berpesan kepada seluruh sobat High agar terus semangat dan jangan mudah putus asa, karena untuk menjadi sukses harus ada proses. Kita harus melaluinya mulai dari nol sampai akhirnya menjadi orang sukses, dan yang perlu diingat nih jangan mudah putus asa yaa..Buat temen-temen yang pengen lebih kenal Vincent bisa add facebooknya yaitu “Vincents Jo”. Pssstt…bocoran nih, dia masih jomblo loh..ayo buruan pada daftar , sebelum janur kuning melintang #eh wkwk

Sosiologi : Pembentukan Kepribadian Anak

oleh : Siti Rodhiyah,S.Sos

Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.
    Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah.
    Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu," ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini."
    Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Di sana , sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.
    Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Meski tak ada gugatan darinya. Tiap kali nasi yang dia suap, selalu ditetesi air mata yang jatuh dari sisi pipinya. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.
    Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam. Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?".
    Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu, untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.
    Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki.
     Mereka makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. Dan anak itu, tak lagi meraut untuk membuat meja kayu.
* Cerita di atas merupakan hasil kutipan.

     Sahabat, anak-anak adalah persepsi dari orang tua. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang orang tua lakukan.
    Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat orang tua memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap "bangunan jiwa" yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.
    Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Sebab, untuk merekalah orang tua akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa depan.
      Jika anak hidup dalam kritik, ia belajar mengutuk.
      Jika anak hidup dalam kekerasan, ia belajar berkelahi.
      Jika anak hidup dalam pembodohan, ia belajar jadi pemalu.
      Jika anak hidup dalam rasa dipermalukan, ia belajar terus merasa bersalah.
      Jika anak hidup dalam toleransi, ia belajar menjadi sabar.
      Jika anak hidup dalam dorongan, ia belajar menjadi percaya diri.
      Jika anak hidup dalam penghargaan, ia belajar mengapresiasi.
      Jika anak hidup dalam rasa adil, ia belajar keadilan.
      Jika anak hidup dalam rasa aman, ia belajar yakin.
      Jika anak hidup dalam persetujuan, ia belajar menghargai diri sendiri.
      Jika anak hidup dalam rasa diterima dan persahabatan, ia belajar mencari cinta di seluruh dunia.
   
    Betapa terlihat di sini peran orang tua sangat penting karena mereka diistilahkan oleh Khalil Gibran sebagai busur kokoh yang dapat melesatkan anak-anak dalam menapaki jalan masa depannya.
Terkait dengan pendidikan formal, orang tua perlu mencari benang merah dan sinkronisasi beberapa hal yang utama, yang membantu anak mengembangkan hal-hal dasar dalam kepribadiannya. Sebagaimana orang tua memilih sekolah yang sesuai dengan orientasi nilai dan harapan mereka, begitu juga orang tua seyogyanya mengadaptasikan pola-pola pendidikan yang konstruktif dan positif dari sekolah. Paling tidak, di antara keduanya, saling mengisi – dan bukan saling meniadakan. Untuk itu lah, komunikasi orang tua dengan anak, dan komunikasi antara orang tua dengan pihak sekolah, menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.
    Orang tua tidak bisa bersikap “tahu beres” baik terhadap anak maupunn pihak sekolah. Karena, ketika terjadi ketidakberesan, orang tua tidak bisa semata-mata menunjuk pihak sekolah sebagai “biang keladi” dari persoalan yang dihadapi anak. Bisa saja persoalan dimulai / terjadi di sekolah, namun orang tua harus melihatnya secara bijaksana, karena reaksi seorang anak terhadap sesuatu, sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dilaluinya dan pola asuh yang paling mendominasi bentukan sikap dan kepribadiannya.
Jadi, keluarga, adalah tempat utama pendidikan dan pengembangan seorang anak. Sekolah, pada dasarnya mengarahkan, memberikan bimbingan dan kerangka – bagi anak untuk belajar, bertumbuh dan berkembang. Sementara keluarga, justru menjadi center of education yang utama, pertama dan mendasar.
Tentu hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari ini dan tentu orang tua selalu berharap generasi yang akan datang harus lebih baik dari orang tua.

puisi : Patah Hati

isi...

cerpen : Satu Episode Kehidupan

Oleh : Eva Rizkiana

Teriknya  matahari siang ini tak menjadi penghalang kami untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik di sepanjang jalan. Pemulung. Ya itulah pekerjaan kami, setelah kedua orang tua kami meninggal akibat kebakaran yang terjadi di rumah kami dua tahun silam. Beruntung, sampai sekarang kami masih bisa bersekolah. karena keringanan yang diberikan pihak sekolah pada kami.
    Sepuluh...dua puluh...empat puluh lima ribu rupiah, total uang yang kami dapatkan hari ini. Hasil mengumpulkan sampah. Penghasilan kami memang tak tentu. Tak jarang pula, kami hanya makan nasi dan kerupuk. Meskipun demikian, kami tak pernah berhenti  mengucap syukur pada Ilahi.
***
Setiap pagi aku dan Salsa, adikku, selalu berangkat sekolah bersama. Sekolah kami memang berdekatan. Aku bersekolah di SMA DWIJAYA sedangkan Salsa di SDN 1 Pekalongan. Sekolahku merupakan sekolah bertaraf internasional, sebagian besar siswa yang bersekolah di sana adalah anak  konglomerat atau pejabat daerah.
Tapi aku, aku bersekolah di sini karena aku mendapatkan beasiswa. Selain beasiswa untuk siswa berprestasi aku juga mendapat bantuan khusus anak yatim. Maka tak jarang aku merasa perlakuan mereka tidak adil kepadaku. Tapi ada satu orang yang sangat peduli kepadaku, yaitu Dimas. Dimas selalu bersikap baik, dia pun tak pernah malu bergaul denganku meskipun aku cuma seorang pemulung sampah. Padahal dia adalah anak dari seorang pengusaha batik sukses di Pekalongan. Hanya dia yang dapat mengerti perasaanku.
Sepulang sekolah, sejenak aku duduk di depan gerbang memandangi teman-temanku satu persatu dan melempar pandangan ke segala arah, mencari sosok gadis kecil (adikku)
“ Kak Niken”, sebuah teriakan yang mengejutkan lamunanku.
“Maaf kak, tadi Salsa dari perpustakaan pinjam buku ini,” jawab Salsa sambil menunjukkan buku tebal yang membahas masalah kesehatan, menjadi seorang dokter adalah cita-cita Salsa, yang selalu membebani pikiranku.
Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 sore, namun belum ada satupun botol atau sampah plastik yang kami kumpulkan . karena itu kami memutuskan berpindah tepat ke pinggiran jalan pantura.
 “Sa, kamu jangan kemana mana ya, kamu cari disini saja, biar nanti kakak yang mencari botol-botol plastik di seberang sana,” nasihatku pada gadis kecil itu.
” Iya Kak, Kakak hati-hati ya,” jawab Salsa sambil tersenyum.
Di seberang sana, sesekali aku menengok ke arah Salsa untuk memastikan keadaannya. Matahari sudah mulai tenggelam. Tapi sayang aku tidak mendengarnya. Sampai pada akhirnya aku mendengar jeritan  suara benturan  dan tak lama kemudian jeritan melengking terdengar dari arah seberang jalan.
“Salsa!!!!”, pekikku.. sesegera mungkin aku berlari ke arah suara adikku. Mataku basah dengan air mata, tubuhku lemas tak berdaya saat mengetahui gadis kecil itu adalah Salsa, adikku. Sosok gadis kecil yang selama ini menjadi penyemangatku, kini ia telah terbujur kaku, kembali padaNya. Ya Allah betapa berat cobaanmu. Hanya Salsa yang aku punya. Dial ah pelita hidupku. Dan kini dia telah kau ambil.
Aku merindukan sosoknya, canda tawanya dan saat-saat ketika aku sedang bersamanya.
Sudah 2 hari ini aku tidak masuk sekolah, aku masih terbawa kesedihan sejak kepergian adiku. Aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan di dunia ini, tidak ada semangat untuk aku menjalani kehidupan.
“ Jangan bilang begitu, ken. Masih ada aku” tiba-tiba Dimas muncul dari balik pintu.
” Dimas, masih saja kamu peduli dengan aku?” tutur ku.
“Aku kan teman mu, aku tidak mau melihat teman ku yang satu ini terus-terusan sedih”. Aku hanya tersenyum dan terdiam, wajah salsa muncul di bayanganku. Aku teringat dengan almarhun adiku.
“Aku rindu dengan salsa, Dim”, sambungku dengan suara yang begitu lirih dan hampir putus asa.
“Hmm..ya sudah, Ayo kita bersama-sama menengok makam adikmu.” ajak Dimas kepadaku
Tanpa pikir panjang aku langsung menerima ajakan Dimas.

                        ***
    Air mataku jatuh, isak tangisku terdengar keras, terbayang wajah salsa. Dimas mencoba menenangkanku dan memeluk tubuhku erat dan mengusap air mata yang terus mengalir dari pelupuk mataku.
“ Aku tahu apa yang kamu rasakan saat ini. Tapi kamu harus terus mencoba untuk melepaskan kesedihanmu itu. Kamu pasti bisa Niken,” hibur Dimas.
Senyum kian mengembang di wajahku.” Aku pasti bisa melawan kesedihan ini  dan membuka lembaran baru untuk masa depanku. Aku tidak boleh terpuruk seperti ini, demi almarhum Salsa dan kedua orang tuaku. Aku ingin mereka bahgia melihat kesuksesanku kelak.” Jawabku optimis.
“ Gitu dong, Gue suka gaya loe” Balas Dimas.
“Makasih ya Dim, berkat kamu aku jadi semangat lagi. Kamu memang temanku yang paling baik.”
“ Tapi aku pengen kita lebih dari ini Ken.”
“ Maksud kamu...?”
“ Iya ken, aku suka sama kamu. Aku sayang kamu, rasa sayangku lebih dari seorang teman.”
Aku berusaha mengalihkan pembicaraan, agar Dimas tidak berharap lagi padaku. Aku sadar posisiku dan hubungan kami pasti tidak akan direstui oleh kedua orang tua Dimas. Sebelum aku semakin dipermalukan dihadapan orang tuanya, lebih baik aku menghindar, meskipun aku juga menyimpan rasa cinta untuk Dimas.
“ Dim, kamu enggak pulang? ini kan sudah sore,” Tanyaku.
“Kamu kan belum menjawab pertanyaanku tadi.”
“Pertanyaan apa? sudah sana, kamu pulang..Nanti dicariin mama sama papa kamu.” Tuturku sambil menggandeng tangan Dimas.
 “ Aku akan menunggu disini sampai kamu mau menjawab pertanyaanku, Ken”
“ Okay, aku akan jawab pertanyaan kamu sekarang. Aku gak bisa nerima cinta kamu Dim. Aku bukan siapa-siapa dan aku hanya mengganggapmu sebatas teman. Aku mohon lupakan aku dan perasaan itu.”
“Ya sudah kalau memang itu keputusanmu. Selamat malam Ken.”
Aku memandang wajah Dimas dan melihat kepergiannya dari gubuk kecilku. Sesekali Dimas menengok kebelakang memandangku. Malam ini, kesepian merengutku. Di dalam gubuk kecil ini aku tinggal sendiri. sekarang aku benar-benar sendiri merasakan betapa pahitnya kehidupan.

****

Jumat, 03 Februari 2012

Sosok : KaSek SMA Negeri 1 Wiradesa

Senyum merekah tak penah lekang dari bibirnya. Ramah, itulah kesan yang pertama kali muncul dibenak kita. Pak Didik, nama yang tak lagi asing di telinga kita, Kepala SMA N 1 Wiradesa tercinta. Pria yang bernama lengkap Didik Pujiyuwono ini memang belum lama memimpin sekolah kita. Dimulai sebagai Pelaksana Tugas atau sering disebut Plt Kepala Sekolah yakni dari tanggal 15 Maret-23 November 2011. Kini label Plt telah dibuang karena mulai tanggal 24 November 2011 beliau resmi memimpin sekolah kita. Memang belum begitu lama. Ibarat tanaman yang baru saja ditancapkan, tetapi gaungnya sebagai pemimpin yang peduli dan ngayomi dengan segera diketahui oleh warga sekolah kita. Ya tentu saja, majalah HIGH inilah buktinya. Dengan persetujuan beliau pula, akhirnya sekolah kita tercinta mampu menerbitkan edisi pertama majalah sekolah.

Bapak kelahiran Pekalongan, 16 April 1960 ini memang layak menjadi pemimpin kita. Diusianya yang masih relative  muda, beliau telah empat kali ditugaskan menjadi pemimpin diempat sekolah yang berbeda. Melihat hal ini, pengalaman kepemimpinan beliau memang sudah tidak diragukan lagi.  Beliau juga hobi banget lho manfaatin waktu luang untuk browsing-browsing dan nulis di blog. Nah pas bangetkan dengan gaya anak muda jaman sekarang. Intinya, kepala sekolah kita ini anak muda bangetlah. Bisa dilihat kok,di salah satu blog beliau deelis2010.wordpress.com.

Selain pekerja keras, Pak Didik juga sosok yang menyayangi keluarga. Bagi beliau keluarga adalah nomor satu. Terbukti pula, jika terdapat waktu luang, selain mampir ke blog, beliau juga nyempetin jalan-jalan bersama keluarga. Paling nggak mampir ke tempat buah hati karena kedua putra beliau, Mbak Ivon dan Mas Ardya sementara ni nggak dirumah karena masih menimba ilmu alias kuliah di luar kota yakni Semarang dan Bandung.

Dengan sebuah harapan besar, beliau berpesan agar HIGH mampu tumbuh menjadi salah satu media yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan kreatifitas siswa. Selain itu, juga menjadi media penyaluran bakat dan ajang untuk meningkatkan prestasi. Sesuai dengan harapannya pula, maka siswa diminta tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga ikut berpartisipasi dengan mengirimkan karya-karya kreatifnya sejalan dengan rubrik majalah.
Buat teman-teman yang ingin mengenal sosok beliau lebih dekat dan bercita-cita mengikuti jejak beliau, ni, HIGH kasih profil lengkap kepala sekolah kita tercinta;
Nama             : Didik Pujiyuwono
Asal               : Pekalongan
Ttl                  : 16 april 1960
Nama Istri      : Dzikronah
Jumlah anak   : 2 (dua)
Nama anak    : - Ivon Pangestka Irgari (23 th)
                       - Ardya Kusuma Puruhita (21 th)
Riwayat Sekolah    :
1) SDN Kalipancur, Bojong (1972)
2) SMEP N Pekalongan (1975)
3) SMEA N Pekalongan/ SMK 2 Pekalongan (1979)
4) IKIP Negeri Semarang (1983)

Riwayat Kerja    :
1) Guru SMA Kajen (1984-2005)
2) Kepala SMA I Paninggaran (2005-2008)
3) Plt. Kepala Sekolah SMA I Kandangserang (2007-2008)
4) Kepala Sekolah SMA I Kesesi (2008-2011)
5) Plt. Kepala Sekolah SMA I Wiradesa (15 Maret - 23 Nov 2011)
6) Kepala Sekolah SMA I Wiradesa (24 Nov 2011- Sekarang)

Ekskul : YANG DIMINATI, YANG BERPRESTASI

Basket SPaTrA

Nah,apa sih yang ad dipikiran kalian tentang ekskul?
Dan yang pasti banyak perbedaan pendapat mengenai ekskul. ada yang bilang menyenangkan dan ada juga yang bilang menyebalkan. Tapi,apa sih sebenarnya ekskul itu?
Nah,ekskul itu adalah program kegiatan dari sekolah yang dilakukan diluar dari jam mata pelajaran,kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa,baik itu potensi intelektual,sosio-emosional,maupun fisik. Ada fungsinya juga lho, yakni untuk memperkaya dan memperluas wawasan dan pengetahuan yang telah kita peroleh dari pendidikan formal. Okay,kali ini kita akan membahas mengenai ekskul yang berkaitan dengan pengembangan fisik yaitu basket.

Basket yaitu Olahraga bola besar yang sangat diminati dan difavoritkan oleh anak-anak sekolah,kuliah,maupun yang lainnya. Selain olahraga yang menyenangkan, basket juga banyak manfaatnya lho. Tahu gak apa saja manfaat dari basket yaitu:
Yapsssz, bener banget. Salah satu manfaatnya yaitu membuat badan kita menjadi lebih sehat,bugar,dan bersemangat. Selain itu, basket juga merupakan olahraga yang dapat melemaskan otot yang tegang dan juga dapat melancarkan peredaran darah. Dan satu lagi, dengan basket kita juga dapat menambah tinggi badan secara alami. Maka dari itu, jika kalian ingin memperoleh mafaat-manfaat tersebut, kalian dapat mencoba untuk berolahraga basket, setidaknya mengikuti ekskul basket dech.

Pada umumnya,yang mengikuti ekskul basket yaitu lebih banyak siswa-siswa yang sudah pada level profesional dan juga memiliki tinggi badan yang fantastis dan spektakuler. Hal inilah yang membuat siswa yang tidak memiliki kelebihan tersebut merasa enggan dan minder untuk mengikuti ekskul basket. Padahal ekskul itu tidak membatasi untuk siapa saja,justru dengan mengikutri ekskul kita akan dilatih agar yang tadinya tidak nisa memjadi bisa. Kecuali kalau untuk mengikuti loba,memang dibutuhkan pemain yang benar benar profesional.

Ektrakurikuler basket disekolah kita sendiri yaitu SMA 1 Wiradesa berada dibawah bimbingan bapak Mohammad Bager, Beliau adalah pembimbing yang selalu melatih setiap siswa-siswinya agar menjadi benar-benar profesional. Didukung oleh rutinitas para siswa untuk terus berlatih,yaitu tim putra pada setip hari selasa dan tim putri pada setiap hari kamis. Sehinnga membuat mereka menadi lebih profesional lagi,dan  juga telah membuahkan prestasi-prestasi yang sanagt membanggakan bagi sekolah kita ,salah satunya yaitu dari tim putra SMA 1 Wiradesa pernah mendapat juara 1 se karisidenan dalam ivent Gubernur Cup Jawa Tengah,dan dari tim putri sendiri  pernah mendapat juara 1 se karisidenan dalam ivent Sinar Selatan Cup. Dan juga yang baru-baru ini ivent antar sekolah yaitu SMANKA (SMA 1 Kajen) Cup dari tim putra memperoleh juara 1,dan dari tim putri mendapat juara 2. OK Kawan,maka dari itu tingkatkanlah dan kembangkanlah potensi yang ada pada diri kita dengan mengikuti ekstrakurikuler,terutama basket. ^_^ Karena selain memberikan banyak manfaat,basket juga bisa memberikan kesenangan batin tersendiri bagi yang melakukannya.

"Jangan pernah pendam potensi yang kamu miliki,kembangkanlah dengan mengikuti ektrakurikuler di sekolahmu."

mimbar : Isin Nanging Aja Ngisin-ngisini

Loh, kok pada bengong dan bingung gitu sih baca judulnya. Hmm,..pasti pada gak mudeng. Boleh malu tapi jangan bikin malu alias malu-maluin, gitu maksudnya. Nah, ini ni sifat yang harus ditanam, dipupuk, disirami, dan dikembangbiakkan untuk diri kita. Kok bisa? Kaya spesies tanaman langka aja musti dikembangbiakkan. Iya donk, karena cuma dengan sifat malu, insyallah kita akan selamat. Ada hadis nabinya lho. Baca dech.
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
(رواه البخاري)
Terjemah hadits /     ترجمة الحديث :
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry Radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah :  Jika engkau tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka. (Riwayat Bukhori)
Nabi aja sampe bilang gitu, artinya sifat malu memang penting banget untuk dijadikan pegangan dalam hidup kita. Coba kalo kita gak punya malu, barangkali kita termasuk dari beberapa orang yang berkeliaran tanpa pakaian di sepanjang jalan itu. Hiiii… gak banget dech.
Kira-kira pelajaran apa yang bisa dipetik dari hadis tersebut ya? Coba kita cari yuk.
1.    Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh para nabi dan tidak terhapus ajarannya.
2.     Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun
3.    Rasa malu merupakan perilaku dan bisa dibentuk.
Masih berhubungan dengan ‘malu’, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melewati seorang laki-laki yang sedang menasehati saudaranya tentang malu, dia berkata sesungguhnya kamu sungguh pemalu sehingga seakan-akan dia berkata “malu telah mencelakakan dirimu”, maka Rasulullah SAW bersabda: Tinggalkanlah dia karena sesungguhnya malu itu sebagian dari iman.
Hmmm… jelas sudah bahwa perasaan malu menjadi salah satu ajaran islam yang harus terus dijaga dengan baik. Tapi harus dibedakan ya antara malu yang benar dan malu yang gak benar. Bicara malu yang benar misalnya malu karena berbuat salah, malu karena sudah berbohong, malu karena pernah berkata kasar pada orang tua maupun guru kita, dan malu-malu yang lain yang memang gak dibenarkan dalam ajaran apapun. Adapun malu yang gak benar misalnya malu dalam mencari ilmu, malu untuk bertanya tentang hal yang memang belum tahu, malu jika tidak punya motor, malu jika orang tua kita hanya seorang petani atau pekerja yang dianggap kurang high oleh masyarakat secara umum.
Oh iya, pernah dengarkan orang bilang, “ih gak punya malu”, atau “ih malu-maluin”, malah ada yang sampe bilang gini “dasar muka tembok!!”. Wah, coba kalau kalimat itu ditujukan untuk kita, pasti bikin panas hati dan telinga kan? Tapi, kalo sampai ada orang yang bilang gitu sama kita, barangkali memang kita cenderung punya bakat malu-maluin. Musti instropeksi nich. Kalau gitu bedanya malu dan malu-maluin apa ya?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau sering disingkat KBBI (1995:622) ,kata isin atau malu berarti perasaan yang sangat tidak enak hati (hina, rendah, dsb) karena berbuat sesuatu yang kurang baik. Misalnya dalam kalimat “ia malu karena ketahuan sedang mencuri uang”. Sedangkan kata malu-maluin masih dalam KBBI dengan halaman yang sama, memalukan/ malu-maluin diartikan menjadikan (menyebabkan, memberi) malu. Contohnya dalam kalimat “tindakannya sangat memalukan orang tuanya”. Beda bangetkan artinya. Ternyata pengulangan kata saja sudah menjadi kata yang benar-benar berbeda dari arti kata dasarnya ya. Tapi dalam edisi ini kita tidak lagi bahas kata, pengulangan, maupun arti. Jadi kita kembali ke ‘laptop’.
Pertanyaan nich, kita termasuk orang yang punya malu atau suka malu-maluin ya? Yuk kita cek. Tentang sekitar kita aja ya.
Kasus pertama:
Pernah nggak kamu ada urusan sama guru terus diminta menghadap ke kantor? Atau mau nyari salah seorang guru di kantor karena kamu butuh bicara sama beliau? Terus apa yang kamu lakukan? Ada empat kemungkinan nich. Pertama kamu mondar-mandir sambil masang mata, nglirik ke kantor coba curi pandang apakah guru yang kamu cari ada ditempat atau tidak. Kedua kamu nempel di pintu atau jendela persis kaya ikan sapu-sapu trus pasang muka dan mata alias luntap-luntup. Ketiga, kamu dorong-dorongan sama temen sebagai tanda salah satu harus masuk menemui. Karena alasan malu akhirnya hanya berakhir didorong-dorongan aja, abis tu kabuuuur. Nah, kemungkinan terakhir atau keempat, kamu langsung masuk dan menuju ke meja guru yang dimaksud, atau bahkan sampai mau bertanya sama guru lain di ruangan jika beliau yang kamu cari nggak ada.
Jika kamu termasuk tipe orang yang keempat, BU Erni hadiahi ucapan congratulation nich. Ternyata kamu orang yang punya malu. Sebab kamu dah ngalahin ‘malu-maluin’ dengan tidak ngintip dulu, mondar-mandir dulu, maupun dorong-dorongan dulu. Tapi kalau ternyata kamu masih dilevel pertama, kedua, atau bahkan yang ketiga, waduh.... janganlah. Karena hadiah yang kamu dapat adalah komentar ‘nggak kuat, nggak nahan, nggak banget, serta kutipan dari Tukul Arwana yakni ‘ndesa’. Eh, tapi ternyata kata ndesa punya nilai rasa yang lebih baik lho. Kita ganti aja, kampungan! Ah, nggak keren banget.
Lagi nich, pernah nggak kamu mogok sekolah karena permintaan motor baru belum juga dibelikan sama bapak? Kalau sampai bilang pernah, BU Erni gak mau temenan sama kamu ah karena kamu malu-maluin banget. Terkadang kita nggak pernah mikir ya, kalau orang tua sudah memberikan semua semampunya untuk mendidik kita. Tapi kalau kepengen apa gitu harapannya bisa sak deg sak nyet alias harus alias kudu. Sebetulnya orang tua punya alasan lho, antara lain;
1.    Orang tua lagi mendidik kita untuk hidup sederhana
2.    Orang tua belum yakin mengenai tanggung jawabmu kalau punya motor sendiri
3.    Orang tua lagi mendidik kita untuk lebih bersabar dalam mencapai-hal-hal yang kita inginkan.
4.    Menjaga kamu untuk tidak punya gengsi berlebih
5.    Atau bahkan orang tuamu memang lagi nggak punya uang.
Kalau kamu tetep mogok sekolah, mogok makan, marah-marah, atau malah ngediemin orang tua, maka kamu benar-benar malu-maluin banget. Lebih-lebih kalau kamu mendukung aksi orang tua untuk berhutang guna beli motor baru kamu. Nggak keren lagi, kampungan lagi. Akan lebih keren dan lebih elegan lho kalau kamu punya rasa malu untuk tidak meminta sesuatu yang memang belum dipercayakan sama kamu.
Satu pertanyaan lagi nich, pernah nyontek gak ya? Hmmm…. Yang berani jawab belum, Bu Erni traktir dech di warung Mak Tun selama seminggu. Tapi cukup mie goreng aja ya, kalau lebih nanti Bandarnya tekor, he..
Ternyata nyontek juga tindakan yang malu-maluin banget. Ini menjadi salah satu bukti kalau penyontek nggak punya kepercayaan diri. Selain itu dengan menyontek bisa menggambarkan pribadi kamu yang rapuh alias nggak punya kepribadian, kwalitas (Kw) 3 serta hadiah sebutan penjiplak tulen. Hmmm.. parah banget.
Ok, tentang isin dan ngisin-ngisini udah dulu ya. Semoga dapat menjadi pertimbangan buat kamu semua untuk mencirikan diri dengan memilih pribadi malu atau memilih pribadi malu-maluin.
Salam senyum sahabat.

Penulis: Erni Ariyanti, S.S

Teknologi : Manfaat Teknologi dalam kehidupan



Pertama-tama saya ucapkan SELAMAT atas terbitnya Majalah sekolah HIGH SMA 1 Wiradesa. Pada kesempatan ini saya akan mengulas tentang peranan teknologi komputer dalam kehidupan kita sehari-hari, tentunya dalam lingkup pengantar saja.

 Saat ini komputer sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Boleh dikatakan komputer menguasai hajat hidup semua sektor. mulai dari hal yang paling “ringan” sampai yang paling "pusing". Sebenarnya apa saja manfaat dan peranan komputer, pada saat ini ? tentunya akan kita ulas disini.
Manfaat komputer sebenarnya sama seperti manfaat perangkat elektronik lainnya, seperti televisi, radio, Hp dan lain sebagainya. Yaitu mempermudah menyelesaikan pekerjaan manusia.

Jika dulu kita mengetik menggunakan mesin ketik, yang kelemahannya adalah nggak bisa di-edit sekarang bisa dilakukan, bahkan memberikan pengaturan tampilan (efek cetak) serta gambar sesuka hati, untuk kemudian disimpan. Sehingga jika sewaktu-waktu kita butuh data tersebut, bisa dengan mudah diolah kembali. Selain member kemudahan teknologi saat ini juga menawarkan berbagai macam hiburan, misalnya saat mengetik kita bisa sambil mendengarkan musik, bahkan bisa nonton film saat kita perlu rehat saat melakukan pengetikan.

Dahulu, jika akan mengirim surat harus ke Kantor Pos, dan sampainya berhari-hari, dengan Elektronik mail ( E-mail ) bisa hanya dalam hitungan milidetik, dan tak perlu repot-repot keluar rumah. Jika dulu membuat satu pekerjaan yang diulang-ulang tiap hari, merupakan rutinitas yang melelahkan, sekarang dapat diulang-ulang dengan cepat tanpa lelah oleh komputer, sehingga sangat efektif dan efisien.

Itulah kelebihan komputer dibanding manusia, komputer dapat melakukan pekerjaan berulang-ulang tanpa lelah. Komputer mampu melakukan perhitungan yang cepat juga karena dapat melakukannya berulang-ulang.

Walau begitu apakah manfaat komputer benar-benar menyelesaikan permasalahan pekerjaan manusia. Oh ya tentu TIDAK, karena di sisi lain mereka juga bisa membuat masalah yang baru. contohnya berikut :
Orang zaman dahulu nggak harus belajar MS word, Ms excel, cara mengoperasikan windows, belajar pemograman dsb.
Orang zaman dahulu tidak mempunyai masalah meng-update antivirus komputer.
Orang zaman dahulu juga nggak harus mikir meng-update driver mereka setiap saat. Orang zaman dahulu juga tidak pernah terganggu oleh aktivitas SPAM.
Orang zaman dahulu tidak akan bingung untuk mengganti hardware yang compability dengan software terbaru, dsb.

Jadi, sebenarnya saat muncul teknologi baru. Memang benar mereka memberikan manfaat dalam menyelesaikan masalah manusia. Tapi pasti di sisi lain akan muncul masalah baru yang menjadi konsekuensinya. Tapi jangan salah, kalau hal ini dianggap sia-sia, karena pada hakikatnya KITA NAIK TINGKAT, dari TIDAK BISA menjadi MAMPU.

Contoh lainnya yang paling gampang adalah teknologi kendaraan bermotor. memang benar kendaraan bermotor membuat transportasi jauh lebih mudah, yang semula jauh menjadi dekat, yang semula ditempuh dalam jangka waku lama, dapat dipercepat. Namun Efeknya ya tentu saja tidak bisa dihindari begitu saja, seperti banyak kecelakaan, Pemanasan Global, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, bijaklah dalam menghadapi kecanggihan dunia digital. Jangan sampai kita menjadi budak teknologi. Teknologi diciptakan untuk membantu manusia, namun bukan berarti semua tugas manusia bisa diambil alih oleh teknologi. Yang pasti adanya kesadaran untuk menerima perkembangan teknologi dan memanfaatkannya untuk kemaslahatan manusia.

Terima kasih pada HIGH atas waktu yang diberikan… moga bisa lebih berkarya nyata.

Congratulation to HIGH

..............................................................................................................................................................
Zannita Maula Ika (XI IPS 1)
    “Selamat ya atas terbitnya majalah spatra ini…, semoga warga spatra lebih kreatif dan inovatif. Spatra bisaa!”.
..............................................................................................................................................................
Tri Yuli Setyowati (XI IPS 4)
    “Diseimbangin ya antara isi majalah yang berhubungan sama IPA atau IPS”.
..............................................................................................................................................................
Amilatussa’diyah (XI IPA 4)
    “Majalahnya dikasih info tentang pelajaran dong, terus juga diselingi sama humor”.
..............................................................................................................................................................
Mufid Ahmada (XI IPA 4)
    “Alhamdulillah, akhirnya Spatra punya majalah juga (the first) dan lama nunggu ni majalah Spatra edisi pertamanya. Semoga warga Spatra pada suka dan terbit juga majalah-majalah edisi berikutnya, amin Ya Robbal ‘alamin. Makasih juga buat redaksi yang sudah susah payah ngerancang majalah ini. Good luck!”.
..............................................................................................................................................................
Gigih (X 6)
    “Selamat untuk tim redaksi Spatra atas keberhasilannya menerbitkan majalah sekolah edisi 1”.
..............................................................................................................................................................
Misrokhah (X 4)
    “Selamat atas keberhasilan penerbitan majalah spatra edisi 1. Semoga kedepan majalah sekolah kita makin jaya dan bias lebih banyak memuat berita-berita teraktual dan bermanfaat bagi peningkatan prestasi siswa-siswinya. Amin”.
..............................................................................................................................................................

Membangun moral dan membentuk manusia yang bermartabat ,berakhlak dan berbudi pekerti luhur

Pendahuluan.
    Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi sangat pesat, system komunikasi dan informasi semakin canggih, luas dan cepat penyebarannya. Perubahan dan pergeseran terhadap tata nilai, paradigma , pola dan gaya hidup manusia di dalam masyarakat membawa akibat yang sangat serius, terutama di kalangan para remaja.

    Ibarat pisau yang bermata dua, disamping kemajuan yang diperoleh dan kemudahan-kemudahan yang didapat, maka efek samping  dan dampak negatifnya telah terjadi di negeri kita ini. Di satu sisi membawa kemajuan  bagi generasi  penerus, yang menjadi harapan bangsa dan negara, di sisi lain efek negative  dari kemajuan  itu telah mendatangkan kekacuan dan  eforia karena mereka tidak siap dengan perubahan tata social dan nilai-nilai serta norma-norma social yang berlaku. Padahal para remaja itulah yang akan menggantikan generasi sekarang dalam mengelola, memimpin  dan memajukan bangsa dan Negara ini

              Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, maka generasi penerus bangsa Indonesia ini hendaknya agar dapat ditingkatkan  martabat, moral dan pendidikannya agar dapat tumbuh kembang menjadi menusia yang berbudi luhur, berkualitas, berkepribadian baik, welas asih, sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berbobot, cerdas, arif dan bijaksana.Dengan demikian maka dapat diharapkan Negara dan bangsa akan maju dan sejahtera. Namun apakah yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan sekarang ini ? Masih adakah harapan itu semua ?
            Sejalan dengan perkembangan jaman, akhir-akhir ini jelas nampak bahwa kenakalan remaja sudah meningkat sampai melampui batas-batas kewajaran dan menjurus ke a rah tindak pidana. Banyak para remaja yang bertindak anti social, antara lain mabuk-mabukan, perkelahian, tawuran, pencurian, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, penyalahgunaan narkoba, free sex, perbuatan asusila , sampai dengan terjadinya penularan penyakit HIV/AIDS yang mematikan itu.

            Bahkan akhir-akhir ini tidak sedikit pula para remaja yang ikut-ikutan berdemonstrasi tanpa mengetahui apa tujuannya, melakukan tindakan-tindakan yang bersifat kontra produktif, seperti pengrusakan fasilitas umum, pembakaran rumah atau kantor-kantor dinas milik pemerintah dan lain-lain tindakan yang sangat vulgar dan arogan. Sungguh menjadi tontonan yang kurang baik dan sangat memalukan serta memilukan.
            Kalau kejadian ini dibiarkan terus, lalu bagaimana hari depan dan nasib bangsa Indonesia ini ? Maka sebelum segala sesuatunya menjadi lebih parah , hendaknya ada kesadaran dari semua pihak , untuk melakukan tindakan  agar generasi penerus ini tidak menjadi lebih terpuruk. Pertanyaannya sekarang adalah apa yang harus kita lakukan sekarang untuk menyelamatkan generasi penerus ini ?
             Permasalahan ini bukanlah persoalan yang mudah untuk diatasi. perlu ada kesadaran yang tinggi, kemauan dan kepedulian dari semua pihak. Selanjutnya perlu ada kerjasama secara padu  dengan seluruh komponen bangsa seperti, pemerintah, lembaga pendidikan dan masyarakat itu sendiri. 
    Mengingat bahwa keluarga adalah tempat anak berasal dan tempat dimana anak mengalami pendidikan awal, maka hendaknya pembentukan kepribadian  anak dimulai dari keluarga. Permasalahan mengatasi kenakalan anak/remaja dan pencegahnnya hendaknya diawali sedini mungkin oleh keluarga. . Untuk kepentingan itu perlu diberikan informasi  pada orang tua dan calon orang tua serta para pendidik agar dapat memberikan bekal yang berupa pendidikan keluarga dan tata krama, serta pembentukan karakter pada anak-anak dan remaja, sehingga anak-anak dapat tumbuh kembang menjadi manusia susila yang berkualitas, bermoral dan berbobot. Untuk mencapai  tujuan itulah maka tulisan ini dibuat, mudah-mudahan dapat bermanfaat.

Mengenali remaja dengan segala problematikanya.

           Setelah melewati waktu kurang lebih selama Sembilan tahun ( di SD dan SMP ) dan bersamaan dengan berjalannya waktu, maka anak telah melewati fase akhil baliqnya dan mencapai masa remaja awal. Dalam hal studi juga sudah memasuki jenjang pendidikan tingkat seperempat terakhir tingkat sekolah menengah. Semua pengalaman yang diperoleh selama Sembilan tahun terakhir adalah fondasi bagi studi tingkat sekolah menengah ini. Demikian juga dengan pembentukan kepribadiaannya, sehingga apa yang akan diperoleh di fase ini merupakan penyempurnaan dari  pembentukan fondasi untuk menempuh kehidupannya di masa-masa mendatang.
    Disaat ini anak perlu diberi bekal moral dan mental yang lebih berkualitas, berbobot dan komprehensif, sebagai bekal untuk melanjutkan perjuangannya di tahap akhir dari fase ini, sehingga dalam memasuki masa remaja awal anak sudah lebih siap dan mantab dalam menentukan langkah-langkahnya
    Untuk memasuki dunia remaja ini antara lain anak memerlukan bekal-bekal, seperti :
  1. Meningkatkan kecerdasan spiritual, emosional, moral dan social. Meningkatkan tata krama social, kejujuran, disiplin, dan budi pekertinya.
  2. Meningkatkan keberanian , asertivitas dan ketabahan.
  3. Meningkatkan keuletan, kesabaran dan kerja keras.
  4. Mengenal cara problem coping, menghadapi kesulitan.
  5. Menghadapi dan menangani frustrasi.
  6. Meningkatkan toleransi terhadap frustrasi.
Dengan mempunyai dasar pengertian untuk menghadapi masalah, maka remaja akan dapat lebih meningkatkan diri dengan mengembangkan bekal yang diperoleh saat di sekolah menengah atau masa remaja awal.

Problem coping :
             Remaja perlu diajarkan cara menghadapi kesulitan dan menyelesaikannya , biasanya diistilahkan  dengan coping . Jadi coping berarti mengatasi masalah/problem, misalnya ban sepeda motornya bocor dan gembes, , maka coping yang dilakukan adalah menambal ban yang bocor atau menggantinya dengan  ban yang baru, sehingga perjalanan  dapat dilanjutkan. Tindakan ini adalah langkah efektif mengatasi problem  yang dihadapi. Pada kasus ini disebut problem –focused-coping.
           Bila masalah yang dihadapi adalah kematian orang dekatnya, atau mengalami kesedihan, dan guna menghilangkan kesedihannya itu ia membaca buku atau mencari makanan yang enak-enak dan mendengarkan music agar hilang kesedihannya itu, maka coping semacam ini disebut emotional-focused-coping.
           Bila seseorang menghadapi masalah yang tidak dapat diatasi atau problem-focused-coping-nya gagal, maka ia dapat melakukan emotional-focused-coping   demi menghilangkan stress, kecemasan dan ketegangannya. Contoh: seseorang yang mengalami kegagalan dalam ujian, ia merasa sangat sedih, malu dan menjadi stress. Maka ia mencoba menghadapi Guru/Dosen untuk minta dispensasi untuk memperbaiki nilainya, dalam hal ini ia mencoba menyelesaikan masalahnya, dengan model problem-focused-solving . Namun permohonannya ditolak, tentu ia semakin sedih dan stresnya bertambah parah. Oleh teman yang sama-sama tidak lulus dinasehatkan untuk tidak perlu merasa malu dan stress, agar tidak sampai sakit, dan mau menerima bahwa kegagalan itu  sebagai awal dari keberhasilan lalu diajak belajar bersama sambil mencari hiburan dengan makan-makan, dan mendengarkan music, sehingga rasa sedihnya berkurang dan akhirnya perasaannya tidak sedih lagi dan mau belajar sambil menunggu ujian berikutnya. Strategi inilah yang disebut emosional-focused-coping.
           Selain tiga strategi utama tersebut, dalam melaksanakan coping , masih ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain :
  • Confrontive coping , yaitu menghadapi keadaan dengan agresif dan bersikap keras atau marah untuk mengubah situasi (marah).
  • Distancing, yaitu menghindar atau membatasi diri dengan sadar guna membuat jarak dengan permasalahan yang dihadapi (penolakan).
  • Self controlling , yaitu berusaha untuk mengatur perasaan diri sendiri dan tindakan yang akan diambil.
  • Seeking social support, yaitu berusaha untuk mencari dukungan informasi, dukungan nyata dan dukungan emosi.
  • Accepting Responsibility, yaitu mengakui peran dirinya dalam persoalan dengan tema yang sesuai dan memperbaiki keadaan (penerimaan).
  • Escape-Avoidance, menjelaskan keinginan dan usaha untuk menghindar atau melepaskan  diri dari problem (tawar-menawar).
  • Planful Problem Solving, yaitu dengan sengaja menjelaskan mengenai usahanya untuk mengubah keadaan , menggabung dengan pendekatan analisa untuk menyelesaikan masalah (penerimaan).
  • Positive Reapprisal, yaitu menjelaskan mengenai usahanya untuk  maksud positif dengan memfokuskan pada pengembangan diri, biasanya sehubungan dengan dimensi religi.

Sedangkan untuk masalah yang menyangkut   rasa sedih atau duka cita, menurut Elisabeth Kubler – Ross, untuk coping ada lima tahapan yang disebut Five  Stage of Griel , yaitu :
  • Denial : “Itu tak mungkin terjadi” Tidak mau menerima kenyataan itu.
  • Anger : “Mengapa aku harus mengalami ? Ini tidak adil” Merasakan ketidakadilan dan menyalahkan orang lain atau sesuatu hal atas kejadian ini.
  • Bargaining : “Biarkanlah aku hidup untuk dapat melihat anak-anakku diwisuda” Bernegosiasi untuk mendapatkan yang baik, ini memerlukan waktu.
  • Depression : “Aku sangat sedih, mengapa harus mempedulikan hal-hal lain?” Bersikap putus asa.
  • Acceptance : “Ya sudahlah semuanya akan menjadi baik” Mengakui dan mengerti serta mau menerima masalahnya yang dapat atau tidak dapat diubah  dan berjalan terus.

Khusus dalam masalah yang terkait dengan emosi, apakah itu problem yang menimbulkan rasa kehilangan , kesedihan, kemarahan, kekecewaan, penyesalan, sehingga untuk mengatasinya memerlukan  emosional-focused-coping. Maka perlu adanya penguatan diri dengan meningkatkan resiliency/ ketabahan hati. Dengan adanya ketabahan hati biasanya  individu lebih mampu untuk berpikir jernih dan penalaran lebih baik , sehingga akhirnya mampu menyelasikan persoalannya dengan emosional-ficused-coping.

Frustrasi.

    Frustrasi adalah reaksi emosi sebagai respon  dari kegagalan untuk memperoleh keinginannya atau obyek yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan. Atau perasaan tak nyaman yang disebabkan karena mengalami hambatan untuk mencapai yang diinginkan.
    Penyebab terjadinya frustrasi  dapat berupa factor internal atau factor eksternal. Faktor internal ini dapat timbul karena adanya hambatan pribadi antara lain karena kurang rasa percaya diri, takut terhadap situasi social. Dapat juga dengan adanya keterkaitan pihak luar yang menjadi pesaing atau penghambat dalam mencapai tujuan atau mendapatkan yang diinginkan. Faktor eksternal adalah kondisi di luar individu, di luar batas kemampuan individu untuk mengatasi. 
    Gejala frustrasi dapat dilihat dari perilaku dalam merespon problem, dan dapat dilihat dari efek-efek yang terjadi. Kesemua ini tergantung dari kesehatan  mental individu yang mengalami frustrasi. Frustrasi menyebabkan terjadinya keputusasaan dan dapat pula terjadi penyimpangan. Dapat juga karena frustrasi menjadi pemarah atau terobsesi bahkan ada yang menjadi penyalah gunaan narkoba

Cara mengatasi frutrasi.
            Untuk mengatasi frustrasi, diperlukan adanya toleransi agar kita bisa memikirkan jalan keluar untuk menghadapi masalah yang menimbulkan frutrasi tersebut. Untuk itu kita kenal dengan apa yang disebut “Windows of Tolerance”.
             Semua manusia memiliki “Windows of Tolerance” di dalam diri manusia, yang ukurannya satu sama lain berbeda-beda. Ada yang “Windows of Tolerance”nya lebar, namun ada pula yang sempit.
            Orang yang memiliki “Windows of Tolerance” nya lebar, dapat mengatur emosinya naik atau turun tanpa mengalami banyak tekanan batin atau stress. Ada pula orang yang memiliki “ Windows of tolerance”nya sempit,  maka orang ini akan mudah naik atau turun emosinya, sehingga sangat labil.
    Pada saat tingkat stress meningkat , ada dua hal yang terjadi :
  • Windows of Tolerance menjadi lebih sempit.
  • Kemampuan kita untuk bergerak di dalam Windows of Tolerance menjadi kurang fleksibel dan kurang akurat (kemampuan mengatur diri).
     Oleh sebab itu , pada saat stres meningkat, adrenalin akan disekresikan , akibatnya control diri dan performance kita akan terpengaruh . Hendaknya kita dapat membuka Windows of Tolerance kita selebar-lebarnya dan berusaha tetap tinggal di dalamnya pada saat mengalami tekanan  atau ada peningkatan stress.

Membangun Karakter :
           Sering orang menganggap pendidikan agama, pendidikan budi pekerti itu adalah membangun karakter, anggapan ini lebih tepat kalau dikatakan mengajarkan atau memberikan pendidikan moral.
           Kata karakter, menurut kamus bahsa Indonesia, diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain
           Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa sehingga berbentuk unik, menarik dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain.
           Untuk membangun karakter  atau membentuk karakter yang baik, perlu ditanamkan pada anak itu dasar-dasar yang kokoh. Sebagai pilar penunjang kepribadiannya agar kuat sehingga nantinya menjadi manusia yang benar-benar karakter baik.

Dasar-dasar membangun karakter antara lain, adalah : 
  1. Rasa cinta kepada Tuhan YME dan segenap ciptaan-Nya, termasuk cinta kasih terhadap sesama, cinta damai.
  2. Pendidikan yang memadai , formal maupun non formal.
  3. Disiplin terhadap waktu, tempat dan peraturan yang ada.
  4. Percaya diri, adil, mandiri, dapat bertoleransi, baik dan rendah hati.
  5. Siap bekerja keras, pantang menyerah, kreatif, dapat bekerja sama, menolong dan berbagi dengan teman.
  6. Jujur , bertanggung jawab , santun,  hormat pada orang lain, ada kepedulian.
Berdasarkan 6 pilar penyangga ini anak dapat dibangun karakternya sejak dini.
Anak yang tumbuh di lingkungan  orang-orang  berkarakter baik akan memiliki karakter baik pula, hal ini disebabkan oleh teladan atau contoh  yang dilihat dan dialami  sehingga kesemuanya itu  merupakan model bagi anak itu. Anak adalah pengingat terbaik walaupun sering kali menjadi pengambil kesimpulan yang salah atau kurang tepat.
Dalam hal pembentukan karakter, orang tua, sekolah dan komunitaslah yang paling bertanggung jawab. Orang pintar banyak, namun itu belumlah cukup, karena bangsa kita tidak hanya membutuhkan orang pintar saja , tetapi juga orang-orang yang berkarakter baik.

( Disadur dari Pendidikan etika, moral, kepribadian dan pembentukan karakter – Drh. Dwi Yanny Lukitaningsih, M.Psi – Jogja Media Utama tahun 2011)

TIM REDAKSI


Tim Redaksi  majalah sekolah
HIGH SMA Negeri 1 Wiradesa

dari kiri ke kanan : ......, ......, ....., ..... ,...... ,.....


Kamis, 02 Februari 2012

Sambutan Kepala sekolah

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karuniaNya kepada kita semua, sehingga untuk pertama kali OSIS SMA N I Wiradesa dapat menerbitkan majalah sekolah yang diberi nama “HIGH”
HIGH muncul atas dasar sebuah harapan besar akan tingginya cita-cita siswa-siswi SMA N I Wiradesa. Nama yang sebenarnya juga diambil dari kata honest, interesting, good dan hits ini diharapkan mampu menjadi wadah kreatifitas siswa, berbagi informasi, maupun wadah guna menampug ide dan pendapat dari, oleh, dan untuk semua warga SMA Negeri I Wiradesa khususnya para siswa.

              Kami menyadari bahwa penerbitan perdana majalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami dan segenap Redaktur Majalah HIGH mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Demi keberhasilan majalah ini, kami mengharap adanya kritik serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak sehingga kedepan kami dapat menyajikan HIGH dengan lebih baik lagi.

               Akhir kata, kami sampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berperan dalam penerbitan majalah ini. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua, seluruh warga SMA I Wiradesa.

Amin.